Peranan Logika dalam Argumen Deduktif dan Argumen Induktif Beserta Contohnya
Peranan
logika dalam argument deduktif yaitu kegiatan penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan yang umum untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih khusus. Pada
umumnya, logika deduktif didapatkan melalui metode Sillogisme yang dicetuskan
oleh Filosof Klasik, Aristoteles. Silogisme terdiri dari premis mayor yang
mencakup pernyataan umum, premis minor merupakan pernyataan tentang hal yang
lebih khusus, dan kesimpulan yang menjadi penyimpul dari kedua penyataan
sebelumnya.
Dengan demikian, kebenaran dalam silogisme atau logika deduktif ini
didapatkan dari kesesuaian antara kedua pernyataan (premis mayor dan minor) dengan
kesimpulannya. Tampaklah pada kita bahwa ‘S’ merupakan huruf pertama perkataan
‘Subjek’ dan ‘P’ merupakan huruf pertama perkataan ‘Predikat’. Dari
pernyataan-pernyataan semacam itu, kita dapat memilah empat cara pokok untuk
mengatakan sesuatu dari setiap atau sementara subjek yang dapat diterapi simbol
‘S’. Contoh membuat silogismus sebagai berikut:
Semua
makhluk hidup memerlukan udara
(Premis mayor)
Rara
adalah makhluk hidup (Premis
minor)
Jadi
Rara memerlukan udara
(Kesimpulan)
Kesimpulan
yang diambil bahwa si Rara memerlukan udara adalah sah menurut penalaran
deduktif, sebab kesimpulan ini ditasrik secara logis dari dua permis yang
mendukungnnya. Pertanyaan apakah kesimpulan itu benar maka dapat dipastikan
bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulan itu
salah, meskipun kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikan kesimpulannya
adalah tidak sah. Dengan demikian maka ketepatan penarikan kesimpulan
tergantung dari tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor
dan keabsahan pengambilan kesimpulan.
Peranan
logika dalam argument induktif yaitu kegiatan penarikan kesimpulan melalui
logika dimulai dari kasus yang khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih
umum/general. Logika induktif memiliki berbagai guna bagi kegiatan berfikir
ilmiah kita, antara lain: Bersifat ekonomis bagi kehidupan praksis manusia.
Dengan logika induktif kita dapat melakukan generalisasi ketika kita
mengetahui/menemui peristiwa yang sifatnya khas/khusus. Logika Induktif menjadi
perantara bagi proses berfikir ilmiah selanjutnya. Dalam deduksi kesimpulannya
hanya bersifat probabilitas berdasarkan atas pernyataan-pertanyaan yang telah
diajukan.
Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam
menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Umpamanya kita mempunyai fakta bahwa kambing mempunyai mata, gajah mempunyai
mata, demikian juga dengan singa, kucing, dan berbagai binatang lainnya. Dari
kenyataan–kenyataan ini kita dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum yakni
semua binatang mempunyai mata.