Benarkah Alam Semesta Seimbang Berdasarkan Al Quran
Alam semesta secara holistik tidaklah seimbang dibuktikan dari entropi yang selalu berubah menurut salah satu penanya yang dilontarkan di dalam buku ini. Dan penulis menjawab bahwa entropi alam semesta yang terus menerus bertambah tidak bisa dijadikan dasar untuk menyimpulkan bahwa alam semesta secara universal tidak seimbang. Kalau diakhir ada keseimbangan, pasti di awalnya juga ada keseimbangan. Misalnya sebuah bandul awalnya diam alias seimbag, lalu ada yang menggerakkan sehingga tidak seimbang, dan akhirnya akan seimbang lagi. Menurut ayat Al-Qur’an alam semesta secara keseluruhan seimbang tetapi secara parsial tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini terjadi karena ada campur tangan atau aktor yang menggerakkan bandul sehingga menjadi tidak seimbang. Lalu berangsur-angsur akan menurun karena diseimbangkan oleh pergerakan waktu sehinggga kerapatan energinya menjadi rendah bahkan nol.
Alam semesta hanya tampak seimbang misal bumi mengitari matahari dan bulan mengitari bumi serta tata surya dalam keadaan seimbang. Namun yang kita ketahui hanya semu sebab banyak benda-benda tata surya yang bisa menghancurkan bumi dan kehidupan bumi seperti yang telah terjadi jutaan tahun yang lalu, yang menghilangkan dinosaurus dan jutaan makhluk lain. Hal ini diibaratkan bandul yang sedang berayun-ayun dikarenakan ada yang menggerakkannya dan akan kembbali seimbang dikarenakan besarnya gap antara gaya-gaya yang sekarang tidak seimbang itu akan semakin kecil, seiring dengan bertambahnya waktu. Didalam QS. Ar Rahman (55): 7 artinya Dan Allah telah meninggikan (mengembanfkan langit dan Dia meletakkan mizan (keseimbangan). Jadi dalam ayat ini Allah menggunakan istilah Mizan alias timbangan untuk mengendalikan langit yang sedang bergerak mengembangkan ke segala penjuru alam semesta. Secara fisika, itu bisa dimaknai sebagai keseimbangan gaya-gaya fundamental secara universal. Diantaranya adalah gaya gravitasi dan antigravitasi, yang bersifat menolak dan menarik.
Dalam QS. Al Mulk (67): 3 artinya Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang (tafaawuf). Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak teratur (futhuur). Jadi Allah menggunakan istilah keteraturan. Sehingga kalau dipahami secara holistik akan memberikan simultan bahwa Allah mengendalikan pergerakan alam semesta secara teratur dalam keseimbangan. Keseimbangan itu bisa aImetris dan asimetris dalam kehidupan agak sulit diukur sedangkan dalam pengetahuan bisa dijelaskan secara terukur.
Contoh ketidakseimbangan diantaranya atom-atom yang tidak stabil misalnya radiasi plutonium dan carbon, matahari dengan reaksi nuklir dari atom 2 hidrogen yang tidak stabil menimbulkan energi. Jika seluruh alam semesta dipenuhi oleh ketidakseimbangan lokal dan juga dijumlahkan hasilnya justru penambahan dan bukannya meniadakan. Jadi keadaan alam saat ini tidak seimbang sebab ada yang membuatnya tidak seimbang. Keseimbangan hanya akan tercapai bila semua isi alam semesta mencapai titik akhir. Pada saat itulah, semua akan amat sepi dan hampa. Saat itulah alam semesta benar-benar seimbang dan tak ada lagi konsep jarak dan waktu.