Teknik Kultur Jaringan dan Langkah Pembuatan Kultur Jaringan Tanaman Lengkap
Gambar kultur jaringan oleh Alineasains
Kultur jaringan tanaman adalah suatu
teknik pengisolasian dan pemeliharaan sel atau potongan jaringan tanaman yang
dipindahkan dari lingkungan alaminya, kemudian di tumbuhkan pada media buatan
yang sesuai dan kondisinya (George dan Sherrington, 1984). Bagian-bagian
tersebut kemudian memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap
kembali (Gunawan, 1987). Berikut ini tahap-tahap
kegiatan kultur jaringan, adalah:
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi meruopakan tahap awal kultur
jaringan bertujuan untuk mendapatkan eksplan (bagian tubuh tumbuhan) yang bebas
mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan tanaman baru. Hasil pengamatan pada
tahap inisiasi tunas bitti, menunjukkan eksplan yang menghasilkan tunas adalah
yang berasal dari pucuk dan kotiledon. Eksplan pucuk lebih banyak menghasilkan
tunas dibandikan kotiledon.
2. Tahap Multiplikasi
Pada tahap multiplikasi atau tahap
perbanyakan, tunanas-tunas yang tumbuh dari hasil induksi diperbanyak dengan
cara memotong setiap ruas dan menanamnya pada media perbanyakan. Media
perbanyakan ini umumnya lebih banyak mengandung sitokini.
3. Tahap Perakaran
Tujuan dari tahap perakaran adalah untuk
pembentukan akar dan pembentukan plantlet yang mandiri serta pucuk
tanaman yang cukup kuat hingga dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan
dari lingkungan in-vitro ke lingkungan alamiahnya. Tunas-tunas hasil
multiplikasi yang belum mempunyai akar dipindahkan ke media yang mengandung
lebih banyak auksin.
4. Tahap Aklimitasi
Tahap akhir dari kultur jaringan tanaman
adalah tahap Aklimitasi Aklimatisasi dapat didefinisikan sebagai proses
penyesuaian suatu organisme untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru. Dalam
proses tahapan aklimatisasi ini sangat penting karena penentuaan apakah tanaman
yang berasal dari in-vitro (di dalam wadah yang dioptimalkan) dapat beradaptasi
atau tidak pada kondisi in-vivo (di
luar wadah).
Plantlet hasil
kultur jaringan sering masih sulit untuk dipelihara sesuai dengan kondisi
alamiahnya/lapangan, karena masih sangat peka sehingga diperlukan tahap
aklimatisasi. Tanaman tersebut perlu dipersiapkan untuk masa transisi dari
media agar ke media tanah sehingga mempunyai perakaran dan ketinggian yang
lebih baik serta lebih kokoh.
Aklimatisasi adalah suatu kegiatan yang
memindahkan eksplan ke luar dari ruangan aseptik ke rumah kaca yang telah
diatur. Pemindahan tanaman ini dilakukan secara hati-hati dan bertahap-tahap
dengan memberikan sungkup. Sungkup berfungsi untuk melindungi bibit dari udara
luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan tanaman ini
sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara dari luar. Setelah
bibit tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka sungkup
dilepaskan. Setelah itu, pemeliharaan bibit dilakukan menggunakan cara yang
sama dengan pemeliharaan bibit generative lainnya.
Biondi,
S., dkk. 1981. Requirements for a Tissue Culture Facility: Methode and
Application in Agriculture. Journal.
Gamborg,
D.L., dkk. 1981. Nutrition Media and Characteristic of Plant Cell and Tissue
Culture Method and Application in Agriculture. Journal.