Wednesday, January 30, 2019

Aplikasi Bayi Tabung dalam Bidang Kesehatan Dari Mulai Pengertian Sampai Pembentukan Bayi Tabung


1. Pengertian Bayi Tabung

Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemet betina (ovum) dengan sel jantan (sperma) dalam sebuah bejana (petri disk) yang didalam bejana tersebut telah disediakan medium yang cocok (suhunya dan lembabnya) sama seperti didalam rahim sehingga ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan), (Afrianti, 2007). 

Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan (diinflantasikan) dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa subur (sekresi). Teknik bayi tabung disebut teknik Fertilisasi in Vitro (FIV). Jadi, bayi tabung merupakan suatu metode untuk membantu pasangan yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur perempuan oleh sel sperma laki-laki. Tujuan awal program bayi tabung untuk membantu suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Kemudian tujuan mulai berkembang dimana program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
 
Layanan bayi tabung di dunia kedokteran disebut fertilisasi-in-vitro atau pembuahan di dalam tubuh. Jadi Fertilisasi di dalam tubuh merupakan pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas medis. Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada tahun 1970. Awal mula perkembangan inseminasi buatan ditemukan pada teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat Fahrenheit.

2. Tujuan Penemuan Bayi Tabung:

Tujuan program bayi tabung berguna menolong pasangan yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopii istrinya mengalami kerusakan abadi.  Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.

3. Angka keberhasilan IVF dan faktor yang mempengaruhi

Faktor keberhasilan IVF yaitu usia, diduga tidak terjadi pembuahan (infertilitas), dan riwayat obstetrik reproduksi sebelumnya. Angka keberhasilan >32% pada rata-rata semua siklus dan persentase siklus yang menghasilkan kelahiran hidup sebesar 25,6%. Usia rata-rata perempuan di Amerika yang melakukan ART adalah 36 tahun. Usia wanita merupakan determinan kesuksesan IVF. Angka kesuksesan menurun pada wanita berusia > 40 tahun dibandingkan dengan wanita dengan usia lebih muda. Tahun 2005 angka keberhasilan IVF dilihat dari data kelahiran hidup perempuan yang dihubungkan dengan usia ibu adalah < 35 tahun (37%), 35-37 tahun (29%), 38-40 tahun (20%), 41-42 tahun (11%), dan > 42 tahun (4%). Hal ini disebabkan oleh respon ovarium terhadap stimulasi hormon gonadotropin menurun sehingga telur yang dihasilkan untuk dilakukan IVF juga menurun dan angka implantasi per embrio yang menurun akibat kualitas telur yang kurang baik. Selain itu, risiko keguguran lebih tinggi pada wanita lebih tua.

4. Proses Pembentukan Bayi Tabung (IVF)

Proses pembentukan bayi tabung dimulai dengan tekad yang kuat oleh pasangan mengingat prosesnya yang tidak mudah dan cukup lama. Berikut ini adalah tahap-tahap proses bayi tabung:
a. Dokter akan melakukan seleksi pasien terlebih dahulu, apakah masih layak untuk mengikuti program bayi tabung atau tidak. Apabila pasangan itu layak maka dapat mengikuti program bayi tabung.
b. Seorang Isteri diberi obat pemicu ovulasi berguna untuk merangsang indung telur mengeluarkan sel telur yang diberikan setiap hari sejak permulaan haid dan baru dihentikan setelah sel – sel telurnya matang
c. Kemudian, dilakukan stimulasi dengan merangsang indung telur si calon ibu untuk memastikan banyaknya sel telur. Karena secara alami, sel telur hanya satu. Bagi bayi tabung, diperlukan sel telur dari perempuan lebih dari satu untuk memperoleh embrio yang bagus dan kuat.  Pematangan sel – sel telur di pantau setiap hari melalui pemeriksaan darah isteri dan pemeriksaan ultrasonografi. Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya. Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan seleksi. Setelah itu pasien disuntikkan hormon untuk menambah jumlah produksi sel telur perempuan. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
d. Dilakukan pemantauan pertumbuhan folikel seperti cairan yang berisi sel telur di indung telur yang bisa dilihat dengan USG. Pemantau proses bayi tabung memiliki tujuan untuk melihat apakah sel telur sudah cukup matang untuk dipanen.
e. Menyuntikkan obat untuk mematangkan sel telur yang belum dipanen agar siap.
f. Setelah itu, dokter atau tenaga medis akan melakukan proses pengambilan sel telur untuk di proses di laboratorium. Pengambilan sel telur menggunakan penusukan jarum (pungsi) melalui vagina dengan ultrasonografi. Selama masa subur, wanita akan melepaskan satu atau dua sel telur. Lalu sel telur akan berjalan melewati saluran telur dan bertemulah dengan sel sperma pada kehamilan yang normal.
g. Setelah dikeluarkan beberapa sel telur,
h. Pengambilan sperma dari suami pada hari yang sama. Bagi suami yang tidak memiliki masalah dengan spermanya, maka pengambilan sperma umumnya dilakukan dari hasil masturbasi. Tapi jika ternyata ada masalah dengan sperma atau masturbasi, sperma diambil dengan cara operasi untuk mengambil sperma langsung dari buah zakar.
i. kemudian sel telur tersebut dibuahi dengan sperma suaminya yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik. Kehamilan pada pasangan satu sel sperma harus bersaing dengan sel sperma yang lain. Sel Sperma yang kuat dan berhasil untuk menerobos sel telur merupakan sel sperma kualitas terbaik.
j. Sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan di dalam tabung petri kemudian dibiakkan di dalam lemari pengeram. Pemantauan dilakukan 18 – 20 jam kemudian dan kemudian keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan sel. Baru dilakukan proses pembuahan (fertilisasi) di dalam media kultur di laboratorium untuk menghasilkan embrio.
k. Embrio yang berada dalam tingkat pembelahan sel ini. Kemudian diimplantasikan ke dalam rahim isteri. Pada periode ini tinggal menunggu terjadinya kehamilan. Dokter kemudian memilih 3 embrio terbaik untuk ditransfer yang diinjeksikan ke sistem reproduksi si pasien.
l. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Pada tahap ini, biasanya dokter akan memberikan obat untuk mempertahankan dinding rahim si ibu supaya bisa terjadi kehamilan.
m Jika dalam waktu 14 hari setelah embrio diimplantasikan tidak terjadi menstruasi, dilakukan pemeriksaan air kemih untuk kehamilan, dan seminggu kemudian dipastikan dengan pemeriksaan ultrasonografi.
n. Yang terakhir, proses simpan beku embrio untuk waktu tertentu. Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para tenaga medis.Hal ini dilakukan jika ada embrio yang lebih, sehingga bisa dimanfaatkan kembali bila diperlukan untuk kehamilan selanjutnya.

5. Factor – Factor Yang Mempengaruhi Bayi Tabung Diadakan

Banyak factor yang menjadi penyebab infertilisasi sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:
a. Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismua.
b. Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada Rahim.
c. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
d. Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
e. Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan  sel telur.

Untuk menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun wanita, maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari. Tetapi kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.
Comments


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)