Monday, December 31, 2018

Mengenang Kembali Tsunami di Aceh dan Sumatra Utara Serta Cara Menanggulangi Tsunami dengan Tepat


 
Gambar oleh Alineasains


 Tsunami adalah fenomena alam yang biasa terjadi di sekitar laut. Namun hampir sedikit alat atau penanggulangan yang dapat memprediksi terjadinya tsunami. Oleh karena itu, ketika tsunami terjadi akan banyak menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Misal negeri kepulauan Jepang pernah terjadi tsunami. Nah kepulauan Nusantara kita juga terdapat banyak gunung berapi apalagi secara geografis, kepulauan Indonesia  terletak pada lempeng bumi yang labi, memiliki pantai perpanjang  kedua di dunia. 

Lempeng bumi yang labil di sisi barat Sumatra, di selatan Jawa ke timur Indonesia dan berputar ke utara melaluiNusa Tenggara, maluku dan di teruskan ke Sulawesi. Lempeng bumi yang labil. Lempeng bumi yang labil ini merupakan keadaan yang dengan mudah dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi. Pergesran lempeng bumi dapat menimbulkan gempa bumi dahsyat. Hal ini merupakan potensi besar melahirkan gelombang tsunami. Nangroe Aceh Darusalam adalah sebuah Daerah Istimewa setingkat provinsi terletak di Pulau Sumatra dan merupakan provinsi paling barat di indonesia. Daerah ini berbatasan dengan Teluk Bengal dibagian utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur dan Sumatra Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Gelombang tsunami yang terjadi di sekitar perairan NAD dan Sumatra Utara sebagaimana gelombang tsunami yang terjadi di perairan indonesia lainnya, disebabkan oleh pergeseran vertikal lempeng bumi di bawah dasar laut dalam dengan sumber atau pusat gempa dengan posisi di lepas pantai. Patahan lempeng pada bumi akan menyebabkan perubahan dasar laut secara mendadak. Kejadian itu kemudian menimbulkan gelombang yang sangat panjang, dapat mencpai 800 km per jam dengan waktu gelombang yang cukip lama (bisa mencapai 60 menit). Gelombang pasang yang dahsyat kemudian itu kemudian menjalar dengan kecepaatan yang sangat tinggi, hingga mampu mencapai kecepatan 800 km per jam.

Menyaksikan akibat yang di timbulkan oleh tsunami aceh yang menghancurkan sebgian besar wilayah pantai, jelas sekali bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi disana pastilah sangat besar. Gempa bumi yang melanda Nangroe Aceh Darusalam itu ber kekuatan 8,9 skala Richter, kemudian disusul oleh gelombang tsunami dahsyat yang menghancurkan wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Untuk mengetahui kekuatan gempa diukur dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini dipasang di tanah, dan mencatat setiap getaran bumi yang di sebabkan oleh aktivitas di bagian perut bumi.

Gempa bumi yang menyebabkan tsunami di Aceh termasuk gempa tektonik. Kekuatan gempa tersebut sungguh sangat dahsyat ditandai dengan akibat yang di timbulkannya yaitu rusaknya kota-kota pantai dan jatuhnya korban jiwa sampai 112.872 jiwa pendududuk NAD dan Sumut. Besaran gempa bumi disebut magnitude. Bila di buat angka besaran magnitude gempa di NAD dan Sumut ialah 9 magnitude. Sedangkan oleh badan Meteoeologi dan Geofisika dilaporkan besarannya adalah 6,8 Mb. Besaran gempa yang dilaporkan itu tergantung pada sinyal gempa bumi yang dijadikan dasar perhitungan, serta seismograf yang dipergunakan untuk merekam gempa bumi.

Menurut seorang ilmuan ahli geografi dari pusat teknologi  California, Kerry Seih, mengataan bahwa kawsan Samudra Hindia merupakan slah satu kawasan di dunia ini yang rawan terhadap goncangna gempa. Badai gempa yang terjadi dia NAD dan Sumut pada tanggal 26 desember 2004, merupakan gincangan terbesar yang pernah terjadi di kawasaan tersebut sejak 200 tahun yang lalu. Bahkan ia menyebutkan gempa ersebeut sama dengan kekuatan ledakanjutaan bom atom.

Houdnot, kemudian menyebutkan, bahwa kekuatan ledakan gempa tersebut ialah 9 skala Richter yang berpusan di 250 km dari belahan tenggara pulau Sumatra telah bergeser sejauh 20 meter. Karena itu, akibat gempa tersebut peta bumi berubah. Houdnot, kemudian menyebutkan, bahwa kekuatan yang menggerakan bertemunya dua lempengan yang menyebabkan terjadinya gempa membuat buni ini mengalami goncangan di sekitar porosnya. Selain itu, ia juga menambahkan, bahwa kita dapat meihat adanya pergerakan sekecil apapun pada bumi ini. Ia berpendapat bahwa bumi mengalami guncangan ini ketika terjadi yang di akibatkan adanya kekuatan energi bumi yang begitu besar. Para ahli geologi dari negeri Jepang yang sudah terbiasa mengurusi masalah gempa menyebutkan lebih rinci lagi, bahwa kekuatan tsunami yang berpusat di dekat provinsi NAD dan Sumut itiu setara atau sebanding dengan lima bom atom yang pernah mengguncang Hiroshima dan Nagasaki

Menurut Mentri Koordinator Kesehjahteraan Rakyat (Menko Kesra) atau ketua Bakornas yang dimuat koran Pikiran Rakyat tanggal 3 Februari 2005 halaman 10, catatan tentang korban tsunami yang meninggal dunia sejumlah 110.339 orang, orang yang hilang 13.133 orang, dirawat 925 orang, dan mengungsi 703.258 orang. Serta ada juga di rumah rusak berat 30.258 unit, dan puskesmas rusak sebanyak 41 unit. Data paling akhir yang di terima tanggal 8 Februari 2005, korban tsunami dari indonesia sejumlah 114.573 jiwa tewas dan 127.774 jiwa dinyatakan hilang.

 

Cara menanggulangi Tsunami


Cara menanggulangi bahaya tsunami, pemerintah melakukan ceramah atau musyawarah tentang tsunami dengan memberikan peringatan adan pembelajaran terlebih dahulu pada orang-orang yang tinggal di sekitar pantai. Di Negara Amerika dan Jepang yang sering terjadi tsunami pantai-pantainya telah dipasang papan peringatan kepada semua orang tentang terjadinya potensi tsunami di pantai tersebut. Cara penanggulangan yang baik di beberapa tempat harus dipasang sistem alarm dengan menghubungkan antara peralatan deteksi tsunami yang berada di pantai serta dipantau oleh intansi, setelah itu instansi berwenang memberikan peringatan jika tsunami akan terjadi.

Pantai yang berada di Jepang telah dibuat dinding beton sebagai penghalau agar mengurangi laju tsunami di pantai, dan dibangun tempat tempat pengungsian. Dengan beberapa cara yang telah di lakukan oleh Negara Jepang, potensi kerusakan yang akan ditimbulkan oleh tsunami dapat berkurang. Selain itu menjaga kelestarian dan keutuhan pepohonan yang ada sekitar pantai. Jika lahan sekitar pantai sudah gundul atau berkurangnya pepohonan maka perlu upaya reboisasi pada masyarakat sekitar. Reboisasi dilakukan sepanjang sekitar pantai. Semakin banyak pohon ditanam di sekitar pantai membuat laju tsunami makin berkurang dan terhambat sehingga mengurangi kerusakan yang ditimbulkan tsunami.

Sumber Informasi:
Kabumaini, N. 2001. Tsunami. Jakarta: PT. Puri Delco.
Comments


EmoticonEmoticon