Mengenang Kembali Tsunami di Aceh dan Sumatra Utara Serta Cara Menanggulangi Tsunami dengan Tepat
Gambar oleh Alineasains
Tsunami
adalah fenomena alam yang biasa terjadi di sekitar laut. Namun hampir sedikit
alat atau penanggulangan yang dapat memprediksi terjadinya tsunami. Oleh karena
itu, ketika tsunami terjadi akan banyak menimbulkan kerusakan bangunan dan
korban jiwa. Misal
negeri kepulauan Jepang pernah terjadi tsunami. Nah kepulauan Nusantara kita
juga terdapat banyak gunung berapi apalagi secara geografis, kepulauan
Indonesia terletak pada lempeng bumi
yang labi, memiliki pantai perpanjang
kedua di dunia.
Lempeng bumi yang labil di sisi barat Sumatra, di
selatan Jawa ke timur Indonesia dan berputar ke utara melaluiNusa Tenggara,
maluku dan di teruskan ke Sulawesi. Lempeng bumi yang labil. Lempeng bumi yang
labil ini merupakan keadaan yang dengan mudah dapat menyebabkan terjadinya gempa
bumi. Pergesran lempeng bumi dapat menimbulkan gempa bumi dahsyat. Hal ini
merupakan potensi besar melahirkan gelombang tsunami. Nangroe
Aceh Darusalam adalah sebuah Daerah Istimewa setingkat provinsi terletak di
Pulau Sumatra dan merupakan provinsi paling barat di indonesia. Daerah ini
berbatasan dengan Teluk Bengal dibagian utara, Samudra Hindia di sebelah barat,
Selat Malaka di sebelah timur dan Sumatra Utara di sebelah tenggara dan
selatan.
Gelombang
tsunami yang terjadi di sekitar perairan NAD dan Sumatra Utara sebagaimana
gelombang tsunami yang terjadi di perairan indonesia lainnya, disebabkan oleh
pergeseran vertikal lempeng bumi di bawah dasar laut dalam dengan sumber atau
pusat gempa dengan posisi di lepas pantai. Patahan lempeng pada bumi akan menyebabkan
perubahan dasar laut secara mendadak. Kejadian itu kemudian menimbulkan
gelombang yang sangat panjang, dapat mencpai 800 km per jam dengan waktu
gelombang yang cukip lama (bisa mencapai 60 menit). Gelombang pasang yang
dahsyat kemudian itu kemudian menjalar dengan kecepaatan yang sangat tinggi,
hingga mampu mencapai kecepatan 800 km per jam.
Menyaksikan
akibat yang di timbulkan oleh tsunami aceh yang menghancurkan sebgian besar
wilayah pantai, jelas sekali bahwa kekuatan gempa bumi yang terjadi disana
pastilah sangat besar. Gempa bumi yang melanda Nangroe Aceh Darusalam itu ber
kekuatan 8,9 skala Richter, kemudian disusul oleh gelombang tsunami dahsyat
yang menghancurkan wilayah Aceh dan Sumatra Utara. Untuk mengetahui kekuatan
gempa diukur dengan alat yang disebut seismograf. Alat ini dipasang di tanah,
dan mencatat setiap getaran bumi yang di sebabkan oleh aktivitas di bagian
perut bumi.
Gempa
bumi yang menyebabkan tsunami di Aceh termasuk gempa tektonik. Kekuatan gempa
tersebut sungguh sangat dahsyat ditandai dengan akibat yang di timbulkannya
yaitu rusaknya kota-kota pantai dan jatuhnya korban jiwa sampai 112.872 jiwa
pendududuk NAD dan Sumut. Besaran gempa bumi disebut magnitude. Bila di buat
angka besaran magnitude gempa di NAD dan Sumut ialah 9 magnitude. Sedangkan
oleh badan Meteoeologi dan Geofisika dilaporkan besarannya adalah 6,8 Mb.
Besaran gempa yang dilaporkan itu tergantung pada sinyal gempa bumi yang
dijadikan dasar perhitungan, serta seismograf yang dipergunakan untuk merekam
gempa bumi.
Menurut
seorang ilmuan ahli geografi dari pusat teknologi California, Kerry Seih, mengataan bahwa
kawsan Samudra Hindia merupakan slah satu kawasan di dunia ini yang rawan
terhadap goncangna gempa. Badai gempa yang terjadi dia NAD dan Sumut pada
tanggal 26 desember 2004, merupakan gincangan terbesar yang pernah terjadi di
kawasaan tersebut sejak 200 tahun yang lalu. Bahkan ia menyebutkan gempa
ersebeut sama dengan kekuatan ledakanjutaan bom atom.
Houdnot,
kemudian menyebutkan, bahwa kekuatan ledakan gempa tersebut ialah 9 skala
Richter yang berpusan di 250 km dari belahan tenggara pulau Sumatra telah
bergeser sejauh 20 meter. Karena itu, akibat gempa tersebut peta bumi berubah.
Houdnot, kemudian menyebutkan, bahwa kekuatan yang menggerakan bertemunya dua
lempengan yang menyebabkan terjadinya gempa membuat buni ini mengalami
goncangan di sekitar porosnya. Selain itu, ia juga menambahkan, bahwa kita
dapat meihat adanya pergerakan sekecil apapun pada bumi ini. Ia berpendapat
bahwa bumi mengalami guncangan ini ketika terjadi yang di akibatkan adanya
kekuatan energi bumi yang begitu besar. Para ahli geologi dari negeri Jepang
yang sudah terbiasa mengurusi masalah gempa menyebutkan lebih rinci lagi, bahwa
kekuatan tsunami yang berpusat di dekat provinsi NAD dan Sumut itiu setara atau
sebanding dengan lima bom atom yang pernah mengguncang Hiroshima dan Nagasaki
Menurut
Mentri Koordinator Kesehjahteraan Rakyat (Menko Kesra) atau ketua Bakornas yang
dimuat koran Pikiran Rakyat tanggal 3 Februari 2005 halaman 10, catatan tentang
korban tsunami yang meninggal dunia sejumlah 110.339 orang, orang yang hilang
13.133 orang, dirawat 925 orang, dan mengungsi 703.258 orang. Serta ada juga di
rumah rusak berat 30.258 unit, dan puskesmas rusak sebanyak 41 unit. Data
paling akhir yang di terima tanggal 8 Februari 2005, korban tsunami dari
indonesia sejumlah 114.573 jiwa tewas dan 127.774 jiwa dinyatakan hilang.
Cara menanggulangi Tsunami
Cara menanggulangi bahaya tsunami, pemerintah melakukan ceramah atau musyawarah tentang tsunami dengan memberikan
peringatan adan pembelajaran terlebih dahulu pada orang-orang yang tinggal di sekitar
pantai. Di Negara Amerika dan Jepang yang sering terjadi tsunami pantai-pantainya telah
dipasang papan peringatan kepada semua orang tentang terjadinya potensi tsunami di pantai tersebut. Cara penanggulangan yang baik di beberapa tempat harus dipasang sistem alarm dengan menghubungkan antara peralatan deteksi tsunami
yang berada di pantai serta dipantau oleh intansi, setelah itu instansi berwenang memberikan peringatan jika tsunami akan terjadi.
Pantai yang berada di Jepang telah dibuat
dinding beton sebagai penghalau agar mengurangi laju tsunami di pantai, dan dibangun
tempat tempat pengungsian. Dengan beberapa cara yang telah di lakukan oleh
Negara Jepang, potensi kerusakan yang akan ditimbulkan oleh tsunami dapat
berkurang. Selain itu menjaga kelestarian dan keutuhan pepohonan yang ada
sekitar pantai. Jika lahan sekitar pantai sudah gundul atau berkurangnya
pepohonan maka perlu upaya reboisasi pada masyarakat sekitar. Reboisasi
dilakukan sepanjang sekitar pantai. Semakin banyak pohon ditanam di sekitar
pantai membuat laju tsunami makin berkurang dan terhambat sehingga mengurangi
kerusakan yang ditimbulkan tsunami.
Sumber
Informasi:
Kabumaini,
N. 2001. Tsunami. Jakarta: PT. Puri Delco.